Monday, May 27, 2013

Tugas 2 (keuntungan menjadi motivator komunikasi dunia bisnis)



  1. Point Of Sales Material

Begitu banyak merk produk yg beredar di pasaran, sehingga sering menyebabkan konsumen menjadi bingung menentukan pilihan. Apalagi bila penampilan serta mutu produk-produk tersebut nyaris sama.
                Dalam hal ini “point of sale material” mungkin dapat digunakan sebagai peluang bagi pihak pengiklan dalam berkomunikasi dengan konsumen. Point of sale material atau disebut juga point of purchase material, bentuk komunikasi adanya suatu produk atau jasa tertentu yang ditawarkan kepada masyarakat. Point of sale material yang baik merupakan bentuk komunikasi bentuk komunikasi dunia bisnis yang vital dan sangat efisien untuk mengiring minat pembeli, mengarahkan agar konsumen membeli produk dengan merk tertentu. Point of sale material biasanya dipasang atau diletakkan di tempat-tempat yang strategis didekat produk yang ditawarkan di took pengecer. Bentuknya antara lain :
a.       poster
b.       display
c.        shelf trip
d.        hanging flag
e.        leaflet
f.        dll.

                Point of sale material yang diciptakan bila tidak disertai kerjasama yang baik antara pihak pengiklan dan pengelola took, maka upaya tersebut akan sia-sia. Pihak pengiklan harus mampu meyakinkan pengelola took agar ditempat pengecer tersebut dapat ditempatkan point of sale yang efektif

  1. Produsen Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan Konsumen

Dalam dunia usaha atau dunia bisnis, kita mengenal hubungan antara produsen dengan konsumen dalam bentuk tidak langsung. Bentuk hubungan ini sangat ditentukan keberhasilannya oleh barang-barang produk tersebut, disamping persoalan image atau citra maupun kemampuan manajemen yang ada.
Sebagai konsumen seringkali menghadapi keraguan, kebingungan dalam menentukan pilihan, hal ini disebabkan terbatasnya pengertian dan pemahaman terhadap kemampuan barang untuk memenuhi kebutuhannya.
Cara-cara memaksa, menyudutkan konsumen tanpa memberi penjelasan yang benar tentang produk tersebut dapat berakibat macetnya komunikasi antara produsen dan konsumen. Hal ini disebabkan kekecewaan konsumen karena merasa tertipu oleh bujukan iklan perusahaan tersebut. Agar komunikasi tersebut tidak menimbulkan antipasti konsumen terhadap produk yang bersangkutan, perlu ditempuh langkah-langkah perbaikan. Langkah awal yang harus ditempuh adalah mengetahui dan memperbaiki kebiasaan komunikasi yang buruk, karena kebiasaan ini menjadikan konsumen semakin pasif.
                Kemudian langkah-langkah selanjutnya adalah :
a.       Jangan memberikan alasan yang sama
b.       Jangan menilai kualitas produk secara berlebihan
c.       Jangan menjatuhkan produk sejenis dari perusahaan lain
d.       Sampaikan informasi yang sewajarnya
e.       Tanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen
f.        Bertindak secara mantap

Jadi sebagai produsen, tidak akan memaksakan kehendaknya terhadap konsumen, tetapi justru sebagai produsen perlu menyesuaikan dengan keinginan dan kemampuan serta kebutuhan konsumen, karena merekalah yang akan menyeleksi hasil produk
               

  1. Hubungan Antar Inter – Industri

Satu aspek yang sangat penting dalam dunia bisnis adalah hubungan antara satu industry dengan industry yang lain, yang dinamakan inter industry relationship. Di dalam hal ini digambarkan bahwa hasil dari suatu industry merupakan bahan bagi industry yang lain.
Perubahan dari suatu industry akan berpengaruh terhadap industry yang lain. Bila ada perbedaan input, maka akan berpengaruh pada konsumen yang memakainya dan berakibat berpengaruh terhadap pihak yang menjual input. Begitu pula sebaliknya bila industry yang menjual bahan melakukan atau mengalami perubahan-perubahan tertentu. Jadi, hal ini memiliki pengaruh timbal balik yang sesuai dengan prinsip multiplier dalam teori dunia bisnis. Oleh karena itu, sangat perlu untuk memiliki kemampuan kerjasama antar inter industry tersebut, agar dapat menjamin hubungan komunikasi yang harmonis dan dinamis.
Dari gambaran diatas dapat diketahui bahwa hubungan antar industry tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:
·   Hubungan langsung
·   Hubungan tidak langsung
·   Hubungan induksi

                Dari berbagai bentuk hubungan tersebut, pada dasarnya didorong oleh motivasi yang sama yaitu keuntungan. Motivasi mendapatkan keuntungan inilah yang menentukan bentuk-bentuk hubungan tersebut baik dari sudut jangka waktu, jenis maupun langkah-langkah yang ditempuhnya


  1. Perilaku Konsumen

Perilaku pembeli sangat dipengaruhi oleh factor-faktor kebudayaan, social, probadi dan psikologis. Jaringan komunikasi pada tingkatan yang paling potensial sebagai pangsa pasar adalah instansi keluarga. Misalnya bagaimana sebuah iklan menawarkan produk motor dengan memakai anak sebagai komunikator (dalam iklan motor di sebuah televisi). Setelah menawarkan produk tersebut pada konsumen, biasanya langkah berikutnya adalah melakukan suatu penelitian untuk mengukur tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk tersebut maupun institusi yang menghasilkannya. Meningkatnya angka permintaan belum tentu merupakan indikasi bahwa suatu produk telah diterima sepenuhnya. Boleh jadi kenaikan permintaan hanya suatu efek saja dari kegiatan promosi yang gencar, sehingga permintaan akan produk baru merupakan percobaan. Sifat pemakaian produk sekedar iseng, mencoba, membuktikan omongan orang dan sebagainya.


Keberhasilan suatu produk ditentukan oleh citra yang positif dari konsumen. Bila citra sebuah prduk sudah tertanam, konsumen akan mengalami ketergantungan yang sangat kuat akan produk tersebut. Oleh sebab itu, bila ekspansi pasar telah dilakukan, harus segera dilakukan juga penelitian untuk mengetahui posisi produk dalam format citra dalam masyarakat.


  1. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang digunakan dalam kegiatan bisnis mempunyai berbagai tujuan. Selain memberikan informasi yang tepat agar komunikasi memperoleh gambaran yang benar terhadap produk yang ada, komunikasi juga dimaksudkan untuk menghindari efek-efek psikologis yang cenderung disertai prangska-prasangka yang mengakibatkan tidak tercapainya saling pengertian. Komunikasi dalam definisinya yang paling sederhana dikatakan sebagai proses transformasi informasi melalui lambang-lambang. Komunikasi yang sesungguhnya merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan oleh setiap orang untuk mencapai suatu konsensus, sehingga memperoleh apa yang diinginkannya.
Dengan adanya modernisasi teknologi di berbagai bidang telah membuat manusia menciptakan alat-alat untuk mencapai keberhasilan komunikasi. Kita semakin tergantung pada komunikasi karena komunikasi dapat dipergunakan untuk perjanjian, kebudayaan, pengajaran, organisasi social dan untuk memenuhi kebudayaan material dan social kita. Dengan kemajuan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi, khususnya teknologi media komunikasi dan teknologi informatika, kita harus mampu memanfaatkan kedua bidang itu dalam rangka mencapai dan mengamankan konsep-konsep dasar nasional kita. Dan upaya itu akan sangat tergantung pada kualitas dan sikap mental manusia itu sendiri.
Dalam kebudayaan masyarakat pra-industrial yang masih relative sederhana, ketika teknologi media komunikasi masih belum cukup berkembang, komunikasi untuk menyampaikan ide-ide pribadi cenderung terbuka dan dapat dilakukan oleh siapapun, dengan kesempatan yang sama besar dan sama kecil. Akan tetapi, ketika teknologi canggih mulai diintrodusir, kesempatan untuk berkomunikasi dikuasai oleh tangan kekuasaan tertentu yang mampu membeli, merawat dan mengelola teknologi canggih yang mahal tersebut.

Di sisi lain, semakin berperannya organisasi dalam kehidupan social juga mengakibatkan hambatan-hambatan komunikasi. Sistem hirarki dalam struktur social, baik makro maupun mikro, mengakibatkan perbedaan dalam pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab. Pada gilirannya system hirarki ini juga mengakibatkan terhambatnya proses komunikasi. Di satu pihak, ada sebagian individu yang memperoleh kesempatan luas untuk menyampaikan ide-ide dan bahkan menentukan pengambilan keputusan karena suara atau gagasan tidak menentukan hasil consensus. Secara psikologis, pola komunikasi seperti ini mendorong orang untuk bersikap apatis yang berkepanjangan.

Ditinjau dari sudut perubahan social, hirarki jelas sangat merugikan intitusi social,. Pertama, partisipasi anggotanya berkurang. Kedua, etos kerja yang diwarnai oleh semangat kreatif, inovatif dan inisiatif tidak terbentuk. Sebaliknya, bentuk komunikasi top-down semacam ini cenderung menciptakan mental menunggu saja.Ketiga, control yang efektif dari bawah tidak ada sehingga berbagai penyimpangan atas system bila terjadi cenderung sukar untuk diperbaiki. Keempat, bakat istimewa yang sebetulnya dimiliki oleh sejumlah individu tertentu tidak dimungkinkan untuk tampil ke luar. Kelima, secara institusional, problem solving menjadi kurang efektif, karena tidak adanya dialog antar anggota komunitas.

Dalam kondisi demikian, komunikasi cenderung gagal. Artinya, tidak terjadi suatu kumulasi ide dan energy untuk merealisasikan pekerjaan-pekerjaan kolektif. Dan jika komunikasi semacam it uterus berlangsung yang terjadi adalah breakdown communication, yaitu komunikasi yang mengakibatkan penyimpangan tujuan yang justru menciptakan benih-benih konflik. Pada gilirannya, proseskomunikasi berjalan tanpa berpijak pada nilai-nilai moral dan kemanusiaan.


Manusia pada akhirnya dituntu untuk mampu berkomunikasi secara efektif di tengah-tengah komunikasinya, memilki ekistensi yang lebih baik. Individu perlu mengetahui strategi komunikasi. Untuk terlebih dahulu harus dipahami apa itu komunikasi, saluran-saluran apa yang dipergunakan dan keterampilan apa yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan komunikasi.

Beberapa hambatan komunikasi:
1. Bahasa
2. Kebisingan
3. Teknik
4. Ketidaksamaan ruang lingkup pengalaman
5. Ketidaksamaan pengetahuan

Syarat-syarat agar supaya komunikasi menjadi efektif:
1.    Menciptakan suasana komunikasi yanhg menguntungkan
2.    Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti
3.    Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan
4.    Pesan dapat menggugah kepentingan di pihak komunikan yang dapat menguntungkan
5.    Pesan dapat menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di pihak komunikan

                Selain itu diperlukan juga sejumlah keterampilan penunjang dalam melakukan komunikasi yang efektif.

Keterampilan memecahkan masalah.
Langkah-langkah antara lain:
1.       mengidentifikasikan masalah
2.       Menganalisis masalah,
3.       Menyusun criteria untuk menilai cara pemecahan dan akibat-akibatnya
4.       Menentukan pilihan serta mengadakan uji coba atas solusi yang terbaik.

                Keterampilan menuangkan ide dalam bentuk sistematis (dalam bahasa ini diutamakan keterampilan menulis untuk dapat dipublikasikan lewat media massa cetak)


REFERENSI

kk.mercubuana.ac.id

No comments:

Post a Comment