Selama satu jam laporan mengenai kisah Imam, tukang sampah di Jakarta yang bekerja mengumpulkan sampah setiap harinya dengan gerobaknya sementara diawal tayangan, tukang sampah dari Inggris Wilbur Ramirez mengunakan truk dan bekerja dengan dua rekannya.
Dalam laporan mendalamnya itu,
BBC London membandingkan bagaimana kerja tukang sampah yang dikenal
dengan binman di Inggris dengan tukang sampah di Jakarta yang sangat
jauh berbeda dilihat dari berbagai segi bahkan kesehatan dan
keselamatan.
Bahkan Wilbur Ramirez, ayah dua
anak itu pun hidup bersama Imam dan keluarganya di perkampungan miskin
ditengah tengah kehidupan kota Jakarta yang kaya dan sangat timpang
antara yang kaya dan miskin. Wilbur Ramirez, selama 10 hari, mengikuti
Imam bekerja mengumpulkan sampah di kota yang disebutkan sebagai kota
yang padat penduduk dan sampah menjadi masalah besar.
"Kamu bekerja dengan siapa
saja," tanya London binman Wilbur Ramirez kepada Imam yang dijawab ia
bekerja sendiri mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah.
Menangis
Melihat kehidupan Imam, ternyata
Wilbur seringkali merasa terharu dan bahkan meneteskan air mata. Mana
mungkin dengan gaji yang tidak seberapa Imam dapat hidup bersama anak
dan istrinya meskipun mereka sama-sama bekerja sebagai tukang sampah
selama lima tahun. Dalam laporannya disebutkan Wilbur pun ikut
mengumpulkan sampah dan bahkan menjajal melakukannya seorang diri dari
rumah ke rumah.
"Sampah........," demikian
teriak Imam, ayah dua anak ini sehari-hari menjalankan aktfitasnya
sebagai pengumpul sampah. Wilbur pun tidak dapat membendung air matanya
ketika berkisah bagaimana kehidupan Imam dengan keluarganya yang tidak
tersentuh oleh pelayanan kesehatan.
Dari dunia kesehatan dan
keselamatan sadar pengelolaan limbah Inggris, Wilbur pun merasa takjub
bagaimana sampah yang menumpuk di Bantargerbang dan dikerumuni oleh para
pemulung tanpa memperhatikan kesehatan dan keselamatan mereka.
Diakhir laporan Wilbur yang
tidak dapat membayangkan perjalanan kehidupan Imam dengan gaji yang
tidak seberapa itu menemukan kehidupan Imam yang mendominasi, dan
ketidakberdayaannya untuk mengubah keadaannya. Pada akhirnya setelah
Wilbur berbicara dengan ketua RT yang minta agar Imam mendapat kenaikan
gaji pun dapat dikabulkan.
Menjadi Perbincangan di Internet
Zulindatando Berry Natalegawa
menulis di laman Facebook-nya "sediiiiiih banget liat acara di BBC 2 di
London hari ini acara seorang binman London ke Jakarta berbagi
pengalaman".
"Sangat memalukan sekali kota
Jakarta ternyata sangat kotor dan masih terbelakang sekali cara
kerjanya," ujar istri Berry Natalegawa, kakak Menlu Marty Natalegawa.
Menurut Linda, demikian Zulindatando Berry Natalegawa, biasa disapa
seharusnya para pejabat malu menyaksikan acara yang menjadi perhatian
masyarakat di Inggris.
"Apa enggak malu? malah wakil
rakyat seenak enaknya ambil uang rakyat apa lagi pemimpin negara yang
tidak peduli sangat memalukan, semoga Allah bukakan mata dan telinga
para pemimpin negara ini," ujar Linda yang bekerja di Kedutaan Besar
Brunei Darussalam di London dan merekam program tersebut dan akan
membawa ke Jakarta.
"Nangis aku nontonnya.....bukan
nangisin tukang sampah Inggris, tetapi rakyat kita yang kerja
mengais-ngais sampah," ujar Yanti Hitalessy. Laporan dari BBC itu pun
menjadi bahan diskusi di laman facebook yang antara lain disebut oleh
Lies Parish meskipun sama berprofesi sebagai tukang sampah atau binmen
namun pekerjaan dan kehidupan mereka sungguh jauh berbeda.
Bahkan London binmen pun sampai
menangis menyaksikan bagaimana tukang sampah di Jakarta, ujar Lies
Parish yang lebih dari 14 tahun menetap di Inggris. Hamiyah Panama, ibu
Amelie yang pernah menetap di Inggris dan kini tinggal di Brussel yang
juga menyaksikan tayangan tersebut mengakui bahwa acara benar-benar
kontras kehidupan di sana, miris.
Begitupun yang ditulis Tjatri
Dwimunali yang tinggal di Bristol menulis tukang sampah di Inggris yang
ikut bekerja sebagai tukang sampah di Jakarta pun merasa prihatin akan
nasib tukang sampah di Jakarta, dan bahkan sering menangis melihat
keadaan tukang sampah di Jakarta.
Sumber : republika.co.id
No comments:
Post a Comment